siapakah orang yang paling beruntung? sulit sekali menjawab pertanyaan itu.. sebab menurut agama, banyak sekali kategori orang yang beruntung itu… yang artinya, ada banyak jalan dan cara untuk menjadi orang yang beruntung… tentu saja, bukan beruntung dalam pemahaman bermateri banyak alias kaya.. atau mendapatkan lotre maupun warisan mendadak…
yang aku bicarakan di sini adalah, orang yang beruntung dalam kacamata agama kita…
bagiku, yang paling mengena untuk menjadi orang yang beruntung adalah dengan menjadi orang yang baik, yang berusaha senantiasa membantu orang lain yang membutuhkan maupun yang belum membutuhkan pertolongan kita.. yang mengulurkan tangan dengan tulus dan ikhlas tanpa pamrih kepada manusia, sebab yang membalas dengan balasan terindah adalah Allah SWT…
Tampaknya mudah berbuat baik kepada orang, bahkan memberikan senyuman kepada orang lain pun bernilai ibadah… Tapi kenyataannya ternyata yang seringan itupun, tak mudah lho…
aku merasakannya…seringkali mengalami ujian yang mendalam pada urusan senyum ini…
ketika bertemu seseorang yang sudah membuat kita sebel, atau selalu tak ramah pada kita, apakah kita akan tetap tersenyum padanya? atau memilih untuk membalasnya dengan tindakan yang sama?
Senyum yang tulus itu, muncul ketika hati kita juga ikhlas…. dan itu sangat sulit…
sungguh sulit menata hati ini agar bisa menampilkan senyum yang muncul dari hati yang bersih…
Itu baru urusan senyum…. belum lagi urusan yang lebih ‘berat’ seperti membantu orang lain dengan materi atau tenaga….
betapa hati kita harus seluas samudera untuk menjadi orang yang beruntung di mata Allah SWT…
aku memilih jalan terjal ini, sebab aku juga menyadari bahwa shalatku masih jauh dari sempurna, puasaku, dan ibdaha-ibadah ritualku yang lain masih ala kadarnya… maka aku ingin menjadi orang yang berguna baik orang lain, agar menjadi beruntung di mata Allah.. agar mendapat kasih sayangNya….
bukankah jika kita memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita?
Tapi, sekali lagi, ini bukan perkara yang mudah… bahkan sangat sulit..
aku berkali-kali jatuh dan terjerembab dalam ikhtiar ini.. duhhhh, aku ngeri menjadi orang yang merugi… aku mengira aku sudah berbuat kebajikan tetapi sebenarnya aku sedang menjadi orang yang merugi, nauzubillahi min dzalik…
kepada suamiku, kadang aku bilang, kok melelahkan ya semua ini… tapi di hari lain, ketika aku merasa sedikit lebih kuat, aku bilang juga kepada kekasihku itu, “kita berbuat baik, bukan karena ingin orang lain membalas kebaikan kita, tetapi karena Allah menyuruh kita berbuat baik…”
Indah bukan, kata-kata itu?
Tetapi mana ada kehidupan tanpa ujian? Bukankah Allah sudah berfirman bahwa manusia di dunia adalah untuk diuji.. maka pilihan untuk menjadi salah satu orang yang beruntung itu pun, dipenuhi dengan ujian.. yang kadang-kadang membuat kita lupa..
maka kita memang harus mengukur kemampuan kita, keikhlasan kita…. jangan sampai berlebihan… maka kita pun harus senantiasa meluangkan waktu untuk merenung.. bertafakur, mengevaluasi tindakan-tindakan kita.. sehingga kita bisa segera meluruskan langkah, saat arah melenceng…
ya Allah, bantulah aku.. amin..