Sore ini, wajah Anton tampak berbinar lebih dari biasanya. Bagaimana tidak? Ia mendapatkan kursi roda otomatis yang diidamkannya sejak lama…. Alhamdulillah, aku ikut senang melihatnya. Prosesi sederhana dalam rangka penyerahan kursi roda itu dilakukan di asrama kampus, dihadiri oleh beberapa perwakilan Muslim Charitable Foundation (MCF) Queensland, Bu Janeth Deen dari Queensland Muslim Welfare Association serta sang pemodifikasi kursi roda, brother Yusuf.
Pemodifikasi? Yupp…kursi roda Anton ini bukan kursi roda biasa tetapi dimodifikasi dari aslinya agar sesuai dengan kebutuhan Anton. Untuk melakukan modifikasi ini, kekuatan tangan Anton harus diukur, sehingga perlu waktu sekitar satu bulan untuk menjadikan kursi roda yang sekarang sudah diterima Anton.
Siapakah Anton? Ia adalah mahasiswa Indonesia, penerima beasiswa ADS — Australian Development Scholarship — dari pemerintah Australia. Ia mengambil jurusan master of journalism di Griffith University sejak Januari 2010 lalu. Ia datang dari kota Padang, ke Brisbane, ditemani ayahnya. Sebab pegawai negeri di kantor infokom Pemkot Padang ini memang tak bisa berangkat ke Australia sendirian… itu tadi, karena ia mengendarai kursi roda, yang manual.. yang selalu harus didorong ke mana-mana… Bahkan untuk berbagai kegiatan lain, Anton perlu bantuan ayahnya. Maka, ayahnya dengan setia mendorong kursi roda itu ke manapun Anton pergi… sesekali ayahnya bahkan menggendong Anton untuk turun dari kursi roda, misalnya saat akan naik mobil.. atau ketika pindah posisi ke tempat tidur…
Nah, sejak tiba di brisbane, Januari lalu… beberapa teman yang mengenal Anton berinisiatif untuk “mencarikan” kursi roda otomatis sehingga Anton bisa lebih bergerak leluasa sekaligus membantu ayahnya sehingga tak perlu selalu harus mendorongnya. Apalagi di Brisbane ini, fasilitas umumnya cukup ramah bagi para penyandang cacat.. jadi kalo Anton bisa mendapatkan kursi roda yang otomatis, tentulah urusan-urusan pergi ke sana ke mari atau naik bis, bisa menjadi lebih mudah. Selama ini, selama mengendarai kursi roda manual, Anton harus selalu ditemani ayahnya…sebab kursi roda ini perlu didorong…
Kebetulan kami mengenal bu janeth, yang memang lembaga yang dipimpinnya itu dibuat untuk membantu sesama muslim yang membutuhkan — di antaranya dengan membuka muslim welfare shop. Disampaikanlah niat untuk mencarikan kursi roda tersebut. Ternyata gayung bersambut… Bu Janeth yang punya link yang luas di kalangan Muslim berpengaruh di Brisbane dengan ringan hati membantu…tersambunglah dengan MCF tadi.
Setelah menunggu hampir satu bulan, kursi roda itu kini sudah bisa dikendarai oleh Anton. Kursi ini berbaterai…yang pengisiannya bisa berlangsung selama 4 sampai 6 jam. Kursi ini juga dimodifikasi sedemikian rupa sehingga di bagian belakangnya, ada roda kecil yang kalau melewati jalan yang menanjak…insya Allah akan kokoh, tidak jatuh atau terjungkal. Di bagian tangan, dibuatkan tempat untuk meletakkan tangan sehingga bisa rileks. Ada tombol-tombol yang menunjang lajunya kursi roda ini.
“Katanya kecepatan kursi roda ini 8 km per jam,” ungkap Anton sembari tersenyum. Selain itu, ada tombol indikasi jika baterai mulai melemah, ada bel, serta ada pilihan untuk menjalankan kursi roda ini lebih cepat atau lebih lambat. Menariknya, tombol tersebut bergambar kancil (untuk berjalan lebih cepat) dan bergambar kura-kura (untuk berjalan lambat)… Aku sendiri tersenyum melihat kedua tombol itu, jadi ingat cerita di masa kecil mengenai kancil dan kura-kura hehehe….
Hal lain yang aku syukuri adalah, betapa cepatnya reaksi dari saudara Muslim di Brisbane ini.. begitu mendengar kabar mengenai kebutuhan akan kursi roda bagi Anton, bu Janeth cepat bergerak..dan tanggapan dari koleganya pun tak kalah cepat. Alhamdulillah.. Aku sendiri tak mengira secepat ini… Senang juga tadi bertemu dengan mereka, saat penyerahan kursi roda itu.. aku merasakan betapa indahnya persaudaraan Islam..subhanallah.
“sekarang kamu bisa lebih mandiri,” kata bu Janeth. “ayahmu bisa beristirahat lebih banyak,” lanjutnya. Ayahnya Anton tersenyum. Anton pun tampak berseri-seri.. ”Yaa…saya bisa lebih independen sekarang.” Semoga barokah yaa…:) amin…