Semuanya berawal dari mimpi

Melihat ketiga buku saya yang diterbitkan hampir bersamaan, saya sendiri kadang nggak percaya. Bertanya-tanya sendiri, “Apa iya, aku udah nerbitin buku?” Norak banget yaa.. sementara orang lain sudah menerbitkan buku sejak lama, banyak pula.. sementara saya, baru tiga buku – itupun yang dua hanyalah penulis dan contributor—tapi sudah merasa gimana gitu..

Tapi, buat saya, ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Meskipun bekerja di media massa sejak belasan tahun lalu, biasa menerbitkan artikel berita atau ficer di koran tempat saya bekerja, tetapi bukan berarti membuat buku adalah suatu yang mudah. Karena saya menulis berita dan ficer sebagai kewajiban kerja. Sementara menulis buku, hal yang berbeda.

Lalu orang bertanya, apa rahasianya? Tak ada rahasia. Tetapi saya memang bermimpi untuk melakukannya. Sahabat saya, Airin, mengingatkan saya akan mimpi tersebut ketika buku pertama saya terbit.

“Saya ingat, kamu pernah bilang (di Australia) bahwa kamu ingin menulis buku. Now, your dream comes true,” katanya. Tiba-tiba saya jadi ingat lagi kejadian tersebut… beberapa kali saya memang mengatakan keinginan tersebut kepada dia, dan beberapa orang lainnya.

Bahwa kemudian itu terwujud secepat ini, saya pun tak menduganya. Maksud saya, buku pertama saya terbit hanya memerlukan waktu tiga bulan untuk proses editing dan cetaknya. Tapi memang, tulisan di buku tersebut adalah kumpulan tulisan saya di blog, jadi memang tak terlalu perlu waktu lama untuk mengumpulkannya.

Dan keinginan saya untuk membukukan tulisan di blog, sudah dimulai sejak saya menulis blog tersebut. Niat saya ketika itu, saya ingin berbagi pengalaman mencari beasiswa melalui blog… siapa tau kelak tulisan-tulisan di blog itu bisa dibukukan, dan Alhamdulillah, keinginan itu tercapai.

Sementara buku kedua dan ketiga, juga adalah karena impian saya. Karena saya ingin sekali bisa menulis buku, maka ketika seorang teman bercerita bahwa dia menulis buku, saya pun iseng-iseng menawarkan diri. kala itu saya sedang mengikuti program fellowship di singapura. Jadi proses penulisannya ya di sela-sela kegiatan fellowship yang berlangsung 3 bulan.

Buku ketiga, sebenarnya adalah buku pertama saya. Maksudnya, saya menulis artikel untuk buku ini sejak saya masih di Brisbane, masih mengerjakan thesis… ada tawaran untuk menuliskan pengalaman hidup yang berkesan di Australia oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Australia. Saya (lagi-lagi iseng) mengirimkan pengalaman hamil dan melahirkan di BNE.

Ternyata dianggap layak untuk dipilih, setelah diperbaiki. Namun prosesnya agak lama.. sehingga saat saya balik ke Indonesia, buku tersebut belum juga terbit. Maka jadilah buku tentang beasiswa, yang lahir duluan…

Jadi, intinya.. bermimpilah dan kemudian susunlah langkah untuk menggapainya. Saya bermimpi sejak lama ingin menulis buku, sehingga keinginan itu menjadi sesuatu yang terbawa – baik sadar maupun tidak sadar – dan saya berusaha untuk menggapainya.

Mimpi saya yang lain masih banyak 🙂 dan saya pelan-pelan mulai mendekati mereka satu per satu insya Allah.. Bismillah..

4 responses to “Semuanya berawal dari mimpi

  1. I should nominate you as ‘the most productive author of the year’. Very rare to find a writer who publish three books in a year! u did it amazingly!! (hooray!!) cannot express in word how proud I am to have such friend like you. Keep up the good work ya say….and keep believe in dream and hard work…God always listens … (salam dari Afrika, RA)

  2. Thank you say…:)

  3. keren An. cari ah di toko buku…

  4. tapi udah kereeeeen banget mbaknyaaa hehehe

Leave a comment